M A T A H A T I

Sunday, February 19, 2006

1
hape-phobia

tiga hari mencoba hidup tanpa hape? wuiihhh ternyata hape itu nyandu, satu waktu bisa dibuat blingsatan tanpanya. lain waktu lagi, hape malah bisa bikin sengsara, bertubi-tubi sms datang isinya cuma tugas-tugas kantor. kalo gak tugas, malah cuman tanya ''berita dah dikirim belom?'' kdang sampe 3X. kalo pas lagi gini hape isinya ya kok cuman membawa sengsara. dihidupin salah. dimatikan tambah salah.
bussyyet, lagi-lagi ada berita yang gak jelas jluntrungannya disuruh bikin harus jadi malam ini juga. ke pelabuhan tanjung emas, man! cuman suruh lihat tumpukan kontainer yang katanya isinya beras impor ilegalnya. dasar otak politisi, mbacot tapi tanpa data yang gak jelas. Seorang sumber mengumumkan pada teman-teman pers kalau ada ratusan beras impor ilegal. ternyata memang benar beras impor tapi beras kesehatan dari India. Yaahhh lagi mumet2 bikin berita, si Ida sms Ninik, dia sedang ada di supermarket cari sesuatu yang katanya bisa bikin dia langsing!! akhirnya ketemu tuh beras kesehatan dari India. Harganya Rp 100 ribu tapi cuman dapat 5 kg, padahal kalo buat beli beras lokal tu malah dapat sekarung ....
ada lagi waktu, inbox messages hape isinya malah maaf-maafan. apa lagi neeh. nambah pusing aja... aku dah capekkkk...

2
apa sih hape?

hape memang bukan barang asing lagi. balita aja sekarang dah banyak pake hape. bener? ya tuhh hape plastik buat mainan, ponakanku punya tuh. fungsi utama alat ini jelas buat komunikasi. yang lain2 fungsinya dah seabreg banyaknya, mulai dari games hingga nyimpen gambar dan video bokep. (aduh... jadi inget teman2ku: sapto ato fahmi [yang kesebut terakhir sih gak punya yang bisa but nyimpen gambar gituan tapi dengan layan pinjam si sapto akhirya hajat buat nonton kan bisa kesampean] neeh)
padahal hape juga bisa dimnafaatkan buat ibadah. Pak Widi-humasnya LG electronics, pernah memamerkan hape yang punya fasilitas arah kiblat dan adzan setiap kali waktunya datang secara otomatis.
tapi yang namanya orang beda otak, maka beda pula isinya he..he..
sesuatu akan dijadikan sebagai apa tergantung apa yang kita buat

Tuesday, February 14, 2006


Without Candle Light and Chocolate
:buat Ren

Ren, ada masanya orang merayakan cinta
tapi ada saja batas yang melingkari
hati
salahkah bila kubertanya
perlukah masa menjeda diri itu?

Ren, ada kalanya orang meramaikan cinta
keinginan dan teriakan rasa
tak teraba
sampai mana batas menyepi kita?

Ren, adakah malam itu perlu ditanya
[soal cinta]?


(Profil Ren:
she is my friend with the unique style: ''kuncir'' hair! Her smile will make you never forget her. She is hard-worker. Look! when every girls celebrate the valentine day, she just worked)

Monday, February 13, 2006


Yaaahh... akhirnya bisa juga ngliput di luar kota. Lepas dari kepenatan kerja yang benar-benar bikin remuk badan. Meski dekat-dekat aja sih, tapi ini benar-benar FREAKS! Dah lama gak liat pemandangan sawah, kali, gunung, coy.
Makanya pas ada tawaran dari Hotel Graha Santika diajak pers tour ke Ketep Pass Magelang dan Stasiun Ambarawa Jumat (10/2) langsung aja aku samber. Sekali-kali ajak otak refreshing dong. Dasar kurang piknik. Itung-itung berhemat soal anggaran juga (he...he.. dasar pelit abis keluar duit cuman buat bayar toilet buat pipis)
Ketep Pass Magelang menjual pesona alam 5 gunung di Jateng dan Museum Kereta Api Ambarawa yang menawarkan pemandangan alam dengan menaiki kereta wisata.
Menakjubkan! Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan lima gunung, Sumbing, Sindoro, Merapi, Sumbing dan Slamet yang terlihat menjulang jauh dari gardu pandang Ketep setinggi 1.200 di atas permukaan laut. Tak hanya itu gunung-gunung kecil juga tampak indah seperti Telomoyo, Andong, Dataran Tinggi Dieng dan Pegunungan Menoreh yang bisa dilihat dari berbagai sudut.Di hadapan mata akan terbentang dataran rendah areal lahan perkebunan sayur, sawah dan pepohonan yang masih rimbun. Ya, sejauh mata memandang yang tampak hanya hijau alam. Bila kita tinggal di perkotaan yang padat, maka pemandangan ini bisa menyejukkan mata dan menenangkan. Seorang teman wartawan dari Jakarta pun tak henti-hentinya mengabadikan suasana alam yang baru kali itu ia mendatangi Ketep Pass.Udara yang sejuk ini enak dinikmati dengan mencoba jagung bakar yang ada di kios-kios pinggir jalan.
Pemandu wisata kami Netty (nih orang udah tua tapi pintar ngocol juga loh...) mengatakan bila berkunjung ke Ketep yang berjarak 30 km dari pusat kota Magelang ini lebih baik pagi pukul 09.00-10.00. Pada saat itu puncak-puncak gunung yang sering tertutup kabut dan awan bisa terlihat jelas. Tak hanya pemandangan alam, tempat wisata ini juga terdapat fasilitas Volcano Theatre. Di tempat ini akan diputar film dokumenter Napas Gunung Merapi berdurasi 30 menit yang sarat dengan ilmu pengetahuan tentang volkanologi.
''Film ini akan diputar bila ada pengunjung minimal 15 orang. Tak semua yang berkunjung ke sini ingin menonton theatre,'' kata Susiswo, petugas tiket Volcano Theatre. Ia menambahkan setiap hari terdapat 100 pengunjung, kecuali hari Minggu dan hari besar jumlah pengunjung bisa bertambah berlipat-lipat.Dari Ketep Pass, perjalanan kami dilanjutkan ke Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang. Di halaman tempat yang dulunya bernama Stasiun Willem I ini tersimpan 24 lokomotif uap klasik. Lokomotif paling tua buatan tahun 1891 bernomor SS 300 (C 1140). Selain itu ada pula lokomotif buatan tahun 1928 bernomor SS 1600 (CC 5029). Meski kuno, gedung dan segala detil perlengkapannya, mulai dari jendela, loket peron, lemari, meja kursi hingga jam bundar terawat baik. Suasana ini seolah membawa pengunjung ke masa kejayaan kereta api peninggalan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij atau Perusahaan Kereta Api Hindia-Belanda kala itu.Di sini, pengunjung benar-benar bisa mendapatkan sejarah perkeretaapian di tanah air. Kegembiraan mengunjungi museum ini dilengkapi dengan merasakan naik kereta lori dengan rute Ambarawa-Tuntang. Sayang, waktu kami yang terbatas hanya mampu mengantar kami hingga Rawa Pening saja. Tapi tak masalah sepanjang perjalanan kami begitu menikmati pemandangan kehidupan desa yang benar-benar alami. ''Ah lelah menikmati pemandangan, perut kosong enaknya mencicipi wedang ronde nih,'' kata Ulis, salah satu rombongan kami. Sore yang gerimis. Jujur aja gak puas nih nikmati bangunan stasiun yang wuihhh benar-benar bersih. Namun perginya aja difasilitasi orang lain, makanya waktuny juga yang ngatur orang lain. Kami harus menuju ke Semarang, meninggalkan kenangan yang jarang-jarang bisa kulakukan kecuali dengan bolos kerja. hik... hik...

-sebagian teks pernah dimuat di Suara Merdeka (12/2)